“In this weekend
we will have a firld trip to the museum Sonora desert old Tucson studios .” Dosen reading and
writing ku mengumumkan berita gembira itu sebelum kelas dimulai. Semua isi
kelas terlihat bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar pagi itu.
Di rumah, “will
you go to the trip this weekend” aku membuka pertanyaan dengan Natsumi saat
kami dinner bersama. Carmen belum pulang karena dia langsung ke supermarket
sepulang bekerja untuk membeli persediaan makanan yang sudah menipis.
“No, I will not,
because I will have weekend party in my friends apartment” Natsumi menjelaskan
rencana parti nya kepadaku. Sejak pertama datang kuperhatikan dia adalah anak
yang senang dengan gaya hidup glamour. Dia selalu memilih teman-teman yang
memiliki pola hidup mewah di kampus.
Dia sering
pulang di tengah malam dalam keadaan mabuk. Pagi harinya aku selalu
membangunkannya dengan hati-hati agar Carmen tidak ikutan terbangun. Sebab dia
sangat mudah terbangun oleh suara-suara yang menurutku tidak terlalu mengganggu
tidur seperti suara gesekan sandal di lantai saat berjalan, suara deritan pintu
kamar yang dibuka dan ditutup serta deritan pintu kulkas dan microwave saat aku
dan Natsumi menyiapkan sarapan pagi.
Hari yang
ditunggu-tunggu pun tiba, sabtu ceria menuju field trip ketempat yang jauh.
“I am leaving now, good morning
Carmen”
“have a nice trip”
“thank you”
Aku selalu
mengucap salam untuk pamitan pagi hari ala amerika itu kepada Carmen jika ia
kebetulan cepat bangun. Natsumi tidak pulang semalaman. Ternyata dia memang
tidak tertarik untuk ikut field trip kali ini.
Aku berjalan setengah berlari
menuju bus stop. Aku tidak mau telat dan ditinggal oleh rombongan nantinya.
Di belakang
gedung memorial union, tempat makan favourite para mahasiswa Arizona State
University, aku celingukan mencari lokasi berkumpulnya rombongan yang akan
berangkat trip kali ini.
Tiba-tiba saja,
“come on guyz, I
will help you to drop you off to your group. You will go to the trip, right?”
seorang bapak-bapak tua memberhentikan mobilnya disampingku. Dibelakangku
kulihat juga Mayumi yang juga sedang celingukan mencari rombongan.
Akhirnya aku dan
Mayumi diantar oleh Bapak tua itu. “thank you sir” aku mengucapkan terima kasih
kepada bapak itu dan Dini langsung menyongsongku.
“hey, my housefather help you
here?” Dini bertanya kepadaku. Oh tuhan, aku lupa, ternyata itu house fathernya
dini. Pantas saja dia mau mengantar kami.
“A-E-C-P” Zack
sang coordinator mahasiswa AECP mrngumpulkan semua rombongan dan menyampaikan
beberapa pengumuman melalui TOA kecilnya.
“res, kita duduk berdekatan ya”,
okta menggadengku naik ke bus.
“duduknya disini aja ta, lebih
bebas mata kita melihat pemandangan jadinya.” Aku memilih tempat duduk paling
depan bersama okta. Aku ingin menikmati keindahan jalanan Negara Arizona menuju
lokasi trip.
Sepanjang jalan
kulihat bukit-bukit padang pasir terhampar luas ditumbuhi tumbuhan kaktus
raksasa, rumah-rumah penduduk pinggiran Amerika dengan ciri khasnya seperti di
film-film membuatku terkagum-kagum.
Kunjungan pertama adalah Sonora desert museum.
Disini terdapat beribu-ribu tumbuhan dan binatang padang pasir. Disini juga
terdapat museum dan underwater viewing yang menawan. Aku dan teman-teman
menikmati semua itu dalam waktu kilat karena kami hanya memiliki waktu dua jam
untuk mengelilingi semua bagian museum padang pasir tersebut.
Di suatu sudut, aku melihat tiga orang anak SD
sedang menikmati burung kecil yang unik di dalam kandangnya. Teman-teman
mengajak anak-anak tersebut untuk berfoto bersamaku.Aku pun langsung pasang
aksi. Teman-teman tertawa melihat ukuran badanku yang kalah tinggi oleh
anak-anak SD tersebut.
Selanjutnya rombongan kami dibawa menuju Old Tucson
studios. Tempat ini adalah sebuah kota koboy. Konon kata orang-orang di daerah
ini, old Tucson studios adalah tempat bermainnya ronaldo de caprio sebelum dia
menjadi artis terkenal.
Turun dari mobil kami langsung disuruh menuju café
yang sengaja udah disewa untuk tempat makan kami. Aku menikmati burger dan
potatoes dengan minuman cola yang membuat aku makin bersemangat untuk
mengelilingi kota koboi tersebut.
Aku melihat banyak bagunan-bangunan mini yang
sengaja dibuat untuk tempat syuting film-film koboi.
Ada gereja tua, pasar, hotel, kereta api tua, pemakaman, penjara dan arena bermain gun.
Suatu peraturan yang membuatku benar-benar terpana
adalah peraturan untuk tidak meludah di sembarang tempat Karena akan akan
didenda sebanyak $5 sampai $100
Hari itu aku sampai di rumah jam 9 malam. Carmen
memberondongku dengan banyak pertanyaan seputar trip hari ini. Setelah
bercerita sedikit kepadanya aku minta izin untuk istirahat karena terlalu capek
bertualang di Sonora desert museum dan old Tucson studios.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar