Pengikut

Rabu, 28 Oktober 2015

Sambungan cerita ku yang sempat tertunda maret 2013 kemaren



#Pulang ke Kampung#

Akhirnya aku telah berada di bandara Soekarmo Hatta pagi itu dengan seperangkat  bawaanku. Pamanku mendrop aku di gerbang bandara. Aku mengucapkan terima kasih banyak kepada beliau karena telah menampung aku selama 3 hari di rumahnya. Aku berjalan dengan penuh rasa kecemasan karena aku belum tahu seluk beluk bandara tersebut.
Aku duduk di ruang tunggu terminal A memperhatikan orang yang lalu lalang. Hampir sejam-an aku duduk disana tanpa melakukan apa-apa. Kulihat jam telah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Jam keberangkatanku masih 2 jam lagi. Tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk melakukan hal yang konyol sambil menunggu waktu yang dua jam tersebut. Aku memutuskan untuk menyusuri bandara tersebut dari ujung ke ujung. Toh orang lain juga gak bakalan ada yang tahu kalau saat itu aku lagi kebingungan.
Aku menyeret koperku dengan penuh rasa percaya diri seakan-akan menuju terminal tertentu.. Sepanjang koridor kuperhatikan banyak toko-toko yang menjual makanan dan minuman. Aku yakin harganya pasti sangat mahal sekali. Aku hanya bisa menikmatinya dari luar jendela toko-toko tersebut. Sampai dibagian paling ujung aku kembali memutar arah untuk berbalik ke terminal A tempat aku semula.
Namun, sebelum mencapai terminal A, aku tertegun di terminal B karena kulihat monitor pengumuman jadwal penerbangan lion air Padang-Jakarta tertera disana. Aku menjadi semakin bingung dan memastikan lagi tiketku. Ternyata memang benar bahwa seharusnya aku check in dan masuk melalui terminal B. Kulihat orang sudah mulai antri untuk check  in di gerbang terminal tersebut. Aku benar-benar bahagia dan bersyukur karena menemukan jawaban atas kebingunganku.
Aku membayangkan hal buruk yang terjadi seandainya aku masih terus menunggu di terminal A, padahal seharusnya aku harus masuk melalui terminal B. Aku pasti akan ketinggalan pesawat dan tidak punya uang untuk membeli tiket lagi. Ternyata memang benar bahwa Allah telah menetapkan skenario kehidupan yang unik buat setiap manusia dan setiap manusia terkadang menjalani semua itu sebagai sebuah pertualangan yang indah dan menyenangkan.
Aku mengikuti semua prosedur check in sampai akhirnya aku telah duduk di ruang tunggu gerbang untuk memasuki pesawat. Aku bisa tidur tenang di atas pesawat kepulanganku tersebut. Sampainya aku di Bandara kampung halamanku, aku telah ditunggu oleh paman yang kemudina mengajakku makan siang di restoran minang dan mengantarkan aku ke tempat naik bis menuju rumahku. Aku minta maaf kepada beliau karena tidak membawa oleh-oleh dari Jakarta. Beliau memahami semua kondisi yang telah aku jalani dan meminta maaf juga karena tidak bisa memberi perbekalan yang cukup saat aku akan pergi ke Jakarta.
Sesampainya di rumah aku benar-benar merasa lelah dengan pertualanganku seminggu di Jakarta. Orang tuaku memahami kondisiku dan membiarkan aku untuk beristirahat dan tidur sepuas hati. Setelah rasa lelahku hilang, aku baru bisa bercerita kepada seluruh anggota keluargaku tentang pengalaman pahit yang telah kualami selama seminggu tersebut.
Keesokan harinya aku telah bersiap-siap untuk kembali ke lokasi KKN. Aku membeli dodol amatiran buatan masyarakat kampungku. Rasanya tidak jauh beda dengan dodol Jakarta. Tapi ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran dodol jawa yang asli. Tapi tidak apalah pikirku, yang penting bagi teman-teman di lokasi KKN ku pastilah oleh-oleh dodol. Kalaupun nantinya aku akan jujur kepada mereka.
Sesampainya di lokasi KKN, teman-teman telah menungguku dengan penuh pengharapan akan oleh-oleh dan cerita. Aku meminta maaf kepada mereka bahwa aku hanya bisa membawa oleh-oleh dodol buat mereka. Setelah semua dodol bawaanku habis diserbu oleh teman-temanku, akupun mulai bercerita tentang pengalaman pahit manis yang kuhadapi selama di Jakarta. Mereka terharu mendengarkan semua penuturanku dan akhirnya meminta maaf karena terlalu menuntuku untuk membawa oleh-oleh padahal aku tidak memiliki budget buat hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar