Pengikut

Rabu, 13 Maret 2013

*AWAL IMPIANKU*


Dengan penuh keputusasaan, aku bercerita kepada salah seorang guru agamaku. Guru tersebut menyuruhku membuat 2 buah proposal bantuan dana pendidikan buat pemerintah daerahku. Dengan penuh semangat aku melakukan apa yang disuruh oleh guruku tersebut. Akhirnya aku berhasil mendapatkan uang dengan jumlah total Rp.1.000.000,- dan bapakku tinggal mencarikan tambahannya sebanyak Rp.150.000,-. Akhirnya aku bisa juga kuliah.
Aku juga mencari tahu informasi tentang sahabat-sahabatku. Aku tidak tahu apakah mereka masih menganggapku sebagai sahabat mereka atau hanya sebagai mantan sahabat yang sudah tidak dianggapnya lagi. Namun bagiku, sekali menjadi sahabat, selama-lamanya aka tetap sahabat sampai maut yang memisahkan kami. Ternyata hanya dua orang sahabatku yang berhasil jebol di perguruan tinggi di luar kota, seorang lagi diterima di sebuah sekolah tinggi kesehatan di kota lain.
Namun, yang membuatku benar-benar terkejut adalah salah seorang yang sudah memulai persahabatan denganku sejak kelas dua SD malah masuk ke kampus yang sama denganku. Untungnya dia mengambil jurusan yang berbeda denganku. Aku memiliki kenangan yang lebih banyak dengannya daripada dengan sahabat-sahabtku yang lain. Namun aku tidak mengerti kenapa ia membenciku dengan rasa benci yang teramat mendalam. Bahkan kedua orang tuanya pun sudah tidak mau lagi kenal denganku. Padahal sampai sekarang aku masih menyimpan semua file-file persahabatan kami.
Sejak saat itu aku hanya berdoa agar Allah mempertemukanku dengan seorang sahabat sejati yang benar-benar mau menerimaku apa adanya. Seorang sahabat yang mau mengerti dengan keadaan dan posisiku, yang bisa bersikap dewasa dan mau bersusah senang denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar