Waktu
berjalan begitu cepat. Tahun 2009, aku mulai
memasuki semester duaku, Saat pembayaran uang semesterpun tiba. Aku bingung
karena lagi-lagi tidak punya uang untuk membayar uang semesterku. Bapakku terpaksa harus menjual satu-satunya sapi kecil
milik keluargaku untuk membayar uang semesterku. Aku benar-benar terharu dan
berterima kasih kepada bapakku karena telah mengorbankan sapi kecil kami untuk
kuliahku. Aku berjanji tidak akan menuntut banyak lagi dari keluargaku. Sejak
saat itu aku selalu berdoa dalam tahajud dan duhaku agar Allah memberiku jalan
untuk mendapatkan uang tambahan dari kerja sambilan yang halal.
Dalam
sebuah kertas yang lusuh akupun mulai menuliskan semua mimpi-mimpiku. Mimpi
jangka pendek sampai mimpi jangka panjang ku pun mulai tertoreh indah di kertas
tersebut. Selanjutnya aku selalu mengimajinasikan semua mimpi-mimpiku itu
seakan akan aku telah mendapatkan semuanya. Setiap hari aku membayangkan
seakan-akan diriku memiliki sebuah handphone berwarna biru, duduk di sebuah
taman dengan sebuah laptop berwarna biru, memegang banyak uang sambil
mengibas-ngibaskannya ke wajahku, Menjepret-jepret keindahan alam dengan sebuah
kamera pocket berwarna biru.
Pokoknya
aku membayangkan semua barang-barang yang kuinginkan seakan-akan telah
kudapatkan dalam hidupku. Aku ingin sekali naik pesawat terbang karena seumur
hidupku belum pernah naik pesawat sekalipun. Setiap hari aku membayangkan
seolah-olah diriku tengah berjalan diatas tangga pesawat dan melambai-lambaikan
tangan kepada orang-orang yang ada di bandara seperti yang sering kulihat dalam
televisi.
Aku
tidak pernah merencanakan cara-cara untuk mendapatkan semua impianku tersebut.
Yang kulakukan hanyalah memanfaatkan setiap waktu luangku untuk hal-hal yang
bermanfaat. Aku banyak mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk mengasah
semangat percaya diriku dan kemampuan intelektualku. Aku gagal berulang-ulang
kali dan kembali bangkit dengan kepala tegak menyongsong setiap
tantangan-tantangan baru daam kehidupanku yang selalu menghantamku tanpa henti.
Faktor
terbesar yang membuatku untuk tetap bermimpi dan semangat menjalani kehidupanku
saat itu adalah kekecewaanku karena tidak bisa menjadi mahasiswa yang istimewa
dikampusku. Kemampuanku yang biasa-biasa saja membuatku tetap menjadi mahasiswa
yang tidak ada apa-apanya dikampusku.
Kehidupanku yang jauh dari kata sejahtera membuatku harus berbagi waktu
untuk membantu orang tuaku berjualan kelapa muda di sela waktu kuliah. Biasanya
aku berjualan kelapa muda setiap habiz zuhur atau asyar sampai waktu magrib.
Malamnya
aku juga harus mengajar privat 2 orang anak tetanggaku yang masih SD. Hal itu
kujalani setiap malam mulai dari abiz magrib ampe jam 9 malam dan aku dibayar
Rp.30.000 setiap minggunya. Walaupun jumlahnya sangat kecil, namun uang 30.000
per minggu itulah yang selalu kukumpulkan untuk membayar uang kuliahku setiap
semester. Aku tidak berani meminta bayaran tambahan karena aku sadar aku belum
memiliki lisensi yang cukup untuk menjual ilmuku kepada orang lain. Waktu itu
semua yang kulakukan hanya bersemangatkan ikhlas karena Allah semata. Aku
meniatkan semua yang kulakukan adalah sedekah yang kuberikan kepada orang yang
membutuhkan. Sebab aku tidak memiliki uang yang cukup untuk bersedekah setiap
hari, maka sedekah ilmu merupakan salah satu satu solusi unik juga bagiku untuk
tetap bisa bersedekah.
Untuk
menyeleseikan tugas kuliahku, aku harus bangun lebih awal setiap paginya. Aku
selalu bangun setiap jam 3 dini hari untuk sholat isya dan tahajud yang
dilanjutkan dengan membuat makalah, mengerjakan tugas kuliah, mengulang
pelajaran dan bahkan hanya sekedar membaca pelajaran kuliahku. Siang harinya
aku selalu belajar dengan terkantuk-kantuk di dalam kelas. Sepertinya banyak
dosen yang memergoki kebiasaan jelekku tersebut. Akhirnya aku menjadi langganan tetap sebagai
tukang ngantuk dalam kelas. Teman-teman sering mencubitku bahkan
menggoyang-goyangkan kursiku ketika sedang belajar supaya aku terkejut dan
tidak mengantuk lagi. Namun mereka tidak mampu mengalahkan rasa kantuk yang
sudah seperti kekasih bagiku setiap kali belajar dalam kelas.
Namun
tak bisa dipungkiri bahwa Allah itu maha pengasih dan penyayang. Walaupun
mengikuti perkuliahan dengan terkantuk-kantuk setiap harinya, Alhamdulillah aku
masih bisa memahami setiap materi pelajaran kuliahku dengan baik. Meski tidak
bisa mendapatkan IPK diatas 3,5 namun aku masih bisa berpuas diri dengan nilai
rata-rata menengah yang kudapatkan. Sampailah aku pada suatu masa dimana
kesadaran dan hasrat untuk sukses menggerogoti hati dan fikiranku.
Aku
mulai membaca dan mencari berbagai literature yang bisa membuatku semakin
bersemangat untuk mencapai kesuksesan dalam hidup ini. Aku juga sempat menonton
video-video motivasi yang menggebrak hati dan fikiranku untuk mulai memikirkan
berbagai keinginanku melalui imajinasi mimpi. Aku sempat juga membaca sebuah
buku motivasi yang berjudul “the secret” yang menjabarkan betapa luar biasanya
kekuatan mimpi karena dapat mewujudkan keinginan manusia. Aku pun tergoda untuk
mempraktekkan teori tersebut. Aku benar-benar tergiur untuk mewujudkan semua
mimpi mimpiku yang orang tuaku sendiri tidak percaya hal itu akan menjadi
kenyataan.
Dari ilmu-ilmu yang telah kudapatkan tersebut, aku menemukan
seorang sahabat sejati yang telah lama kunanti-nantikan. Seorang wanita cantik
yang lemah lembut, walau terkadang ia juga keras kepala sepertiku. Kami saling
melengkapi satu sama lain. Kami selalu berbagi dalam semua hal, saling
memotivasi dalam setiap keterpurukan dan masalah kehidupan, saling mengingatkan
dalam kebenaran. Benar-benar kasih sayang dua orang sahabat yang berniatkan
ikhlas karena Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar