Selanjutnya,
tahun 2010 aku kembali mencoba berbagai event nasional yang bisa membawaku
terbang dengan pesawat. Berkali-kali mencoba, berkali-kali pula aku gagal.
Namun aku belajar banyak hal dari kegagalan-kegagalanku tersebut. Banyak
nilai-nilai kehidupan yang kupelajari dari semua hal yang kualami tersebut.
Menjadi mahasiswa yang tangguh,kreatif, disiplin, percaya diri, berkomitment
dan mandiri adalah pelajaran berharga yang benar-benar menantangku untuk
menerapkannya dalam keseharianku.
Tahun
2011, Allah mulai menjawab mimpi-mimpiku. Aku mencoba mengikuti sebuah program short course (kursus bahasa
inggris singkat 2 bulan di negara USA). Awalnya aku melihat sebuah brosur yang
sudah lusuh tertempel di kaca prodi kampusku. Syarat-syarat yang dimintapun
rasanya tidak terlalu sulit untuk kupenuhi. Syarat-syarat yang diminta pihak
beasiswa tersebut adalah:Umur 19-24 tahun, mahasiswa S1 minimal semester 5 dari
semua bidang study, bisa berbahasa inggris dengan bukti skor tes TOEFL ITP minimal
450, berkomitment untuk kembali lagi ke Indonesia setelah program tersebut
selesai, tertarik untuk serius mempelajari kebudayaan Amerika Serikat, memiliki
capaian akademik yang bagus, belum pernah ke luar negri, berpikiran dewasa,
bertanggung jawab, mandiri, percaya diri, berpikiran terbuka, bersikap
toleransi, bijaksana dalam berfikir, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Aku
mengajak beberapa teman dekatku untuk mendaftrakan diri dalam program tersebut.
Awalnya mereka sangat antusias namun beralih menjadi tidak tertarik karena
melihat skor TOEFL yang diminta sangat memberatkan mereka. Mereka merasa tidak
percaya diri akan kemampuan mereka untuk mencapai skor TOEFL minimal 450. Aku
tetap membujuk mereka dan mengatakan tidak boleh menyerah sebelum mencoba.
Namun dasarnya mereka memang tidak percaya dengan impian yang bisa jadi
kenyataan, usahaku tersebut tetap sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar