Pengikut

Kamis, 14 Maret 2013

*KELAPARAN DI HOTEL *


Aku dan teman-temanku menurunkan barang-barang dari bagasi taksi. Ternyata total ongkos taksi yang kunaiki hanya tiga puluh tiga ribu rupiah untuk tiga orang. Jadi per orangnya kami hanya kena sebelas ribu rupiah. Aku menarik nafas lega karena uang disakuku masih cukup untuk hal tersebut dan aku tidak jadi berhutang kepada Okta. Setelah check in kepada resepsionis hotel, aku gembira banget karena ditempatkan satu kamar sama Okta. Sepertinya sejak saat itu aku akan menjalin persahabatan baru dengannya.
Kami menuju kamar bagian kami dan menyusun barang-barang bawaan di lemari yang telah disediakan. Aku sempat terkagum sejenak melihat indahnya kamar hotel yang akan kutempati tersebut karena saat itu adalah pengalaman pertamaku menginap di hotel. Aku duduk di kasur dan menikmati empuknya kasur tersebut karena jauh berbeda denga tempat tidurku di rumah yang hanya kasur kapuk biasa dan tempat tidurku di lokasi KKN yang hanya lantai beton beralaskan tikar pandan.
Setelah isirahat sejenak dan menunaikan sholat zuhur, Okta berkata kepadaku kalau dia lapar. Padahal jatah makan dari panitia hanya akan kami dapatkan nanti malam. Dia membuka isi dompetnya. Aku melihat banyak uang seratus ribuan didalamnya. Aku hanya tertunduk dan berdoa dalam hati agar Allah memberiku rezeki yang halal untuk menghilangkan rasa laparku. Sebab perutku juga terasa sangat menggigit. Mie rebus dingin dan air the dingin yang kuminum pagi itu tidak sanggup lagi menutupi kebutuhan lambungku akan makanan.
Okta sempat mengajakku makan di Café hotel. Aku menampik ajakannya dengan mengajaknya ke kamar yang berada tepat didepan kami karena aku mendengar banyak suara-suara gadis seusia kami disana. Aku menebak kalau mereka adalah grantees beasiswa yang lain. Aku mengajak Okta berkenalan dengan mereka. Sampai dikamar tersebut, ternyata dugaanku benar. Aku berkenalan dengan mereka. Mereka menawariku dan Okta dengan berbagai minuman dan makanan khas dari daerah mereka. Aku benar-benar bersyukur dan berterima kasih kepada mereka karena makanan dan minuman tersebut mampu membuat lambungku tenang.
Sorenya, setelah sholat asyar, kami berkumpul di meeting room hotel. Aku telah beradaptasi dengan teman-teman baruku. Aku mencoba mengingat semua nama-nama mereka. Beberapa saat kemudian, panitia telah berdiri di bagian depan. Kulihat mbak-mbak panitia berpakaian santai tersenyum ramah dan menyapa kami semua. Sore itu kami mengikuti visa briefing sampai jam enam sore. Acara juga diselingi dengan coffe break sehingga aku tetap bisa berdamai dengan kampung tengahku alias rasa lapar.
Panitia menjelaskan semua kegiatan yang akan kami ikuti selama PDO tersebut. Mulai dari visa interview yang akan dilaksanakan pada hari kedua di kedutaan besar Amerika, medical check up (check kesehatan) dan suntik MMR yang akan dilaksanakan di hotel tempat kami menginap sampai acara inti pembekalan yang akan dilaksanakan pada hari ketiganya di hotel Grand Cemara. Saat itu juga diadakan pemilihan ketua dan sekretaris grup supaya grup kami tetap kompak dan terarah dalam bertindak.
Setelah visa briefing selesai dan menerima semua dokumen-dokumen penting yang kami butuhkan, panitia mempersilahkan kami kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat atau beramah tamah dengan teman-teman yang lainnya. Aku dan Okta kembali ke kamar untuk mandi sore dan menunaikan sholat magrib. Setelah sholat magrib, teman-teman dari kamar lain menelvon kamarkami kalau acara selanjutnya adalah makan malam di ruang makan hotel.
Aku dan Okta menuju tempat yang dimaksud dan menikmati enaknya hidangan makan malam hotel tersebut. Aku bersyukur karena bisa menikmati makanan yang enak-enak dan terasa sangat mewah banget buat perutku. Sambil makan malam, teman-temanku dari propinsi lain mengeluarkan makanan khas daerah mereka seperti ikan pepes durian, salak, kerupuk, dodol, dan banyak lagi yang lainnya. Aku benar-benar senang karena malam itu aku bisa menikmati makanan hampir dari seluruh pelosok negeri Indonesia. Setelah makan malam, teman-teman mengajak berkumpul di salah satu kamar yang bisa digunakan untuk berdiskusi dan ramah tamah.
            Dikamar tersebut kami  membicarakan prosedur keberangkatan kami ke kedutaan besar Amerika keesokan harinya. Kami juga membahas tentang kegiatan-kegiatan ekstra yang akan kami lakukan di Amerika nantinya. Selebihnya kami bercanda dan saling bercerita tentang daerah masing-masing. Tanpa terasa hari sudah beranjak larut malam. Satu per satu diantara kami kembali ke kamar untuk beristirahat.
            Setelah menunaikan sholat isya, aku tertidur lelap banget. Aku menumpahkan semua keletihan dan kepenatan yang kurasakan sehari itu dalam tidur nyenyakku. Dalam tidurku datang bayangan wajah adikku yang telah menetap di alam barzah. Aku terbangun dan kulihat waktu shubuh telah masuk. Aku menunaikan sholat shubuh dan berdoa untuk menenagkan perasaan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar